Indonesia, Indonesia adalah negara yang kaya akan berbagai
macam budaya . Tak terkecuali permainan-permainan tradisionalnya. Namun sangat
disayangkan permainan-permainan tradisional di Indonesia sekarang sudah tak
pernah lagi terlihat dimainkan oleh anak-anak Indonesia saat ini. Disini saya
akan membahas lagi beberapa permainan tradisional Indonesia yang mulai
terlupakan.
1. BAKIAK adalah alas kaki yang terbuat dari kayu
dan biasanya menimbulkan suara yang nyaring ketika digunakan. Tali Bakiak
umumnya menggunakan karet berwarna hitam. Tidak ada perbedaan antara Bakiak
untuk kaki kiri dan kaki kanan. Selain digunakan sebagai alas kaki, Bakiak
banyak pula dimanfaatkan untuk permainan atau perlombaan. Bakiak untuk
permainan berbentuk panjang dengan beberapa tali di atasnya sehingga sepasang
Bakiak dapat digunakan oleh beberapa orang sekaligus.
Permainan
Bakiak membutuhkan beberapa orang yang kemudian membentuk beberapa grup. Jumlah
orang di setiap grup harus disesuaikan dengan jumlah tali pada Bakiak. Setiap
grup harus memakai sepasang Bakiak dan berjalan berbarengan dari garis start
sampai garis finish. Permainan yang dimaksudkan untuk membina kerjasama di
dalam tim ini menuntut adanya kekompakan setiap anggota grup agar mereka bisa
berjalan seirama, seia-sekata .
2. Congklak adalah suatu permainan tradisional yang
dikenal dengan berbagai macam nama di seluruh Indonesia. Biasanya dalam
permainan, sejenis cangkang kerang digunakan sebagai biji congklak dan jika
tidak ada, kadangkala digunakan juga biji-bijian dari
tumbuh-tumbuhan. Permainan congklak dilakukan oleh dua orang. Dalam
permainan mereka menggunakan papan yang dinamakan papan congklak dan
98 (14 x 7) buah biji yang dinamakan biji congklak atau buah
congklak. Umumnya papan congklak terbuat dari kayu dan plastik, sedangkan
bijinya terbuat dari cangkang kerang, biji-bijian, batu-batuan, kelereng atau
plastik. Pada papan congklak terdapat 16 buah lobang yang terdiri atas 14
lobang kecil yang saling berhadapan dan 2 lobang besar di kedua sisinya. Setiap
7 lobang kecil di sisi pemain dan lobang besar di sisi kananya dianggap sebagai
milik sang pemain.
Pada awal permainan setiap lobang kecil diisi dengan tujuh
buah biji. Dua orang pemain yang berhadapan, salah seorang yang memulai dapat
memilih lobang yang akan diambil dan meletakkan satu ke lobang di sebelah
kanannya dan seterusnya. Bila biji habis di lobang kecil yang berisi biji
lainnya, ia dapat mengambil biji-biji tersebut dan melanjutkan mengisi, bila
habis di lobang besar miliknya maka ia dapat melanjutkan dengan memilih lobang
kecil di sisinya. Bila habis di lubang kecil di sisinya maka ia berhenti dan
mengambil seluruh biji di sisi yang berhadapan. Tetapi bila berhenti di lobang
kosong di sisi lawan maka ia berhenti dan tidak mendapatkan apa-apa.
Permainan dianggap selesai bila sudah tidak ada biji lagi
yang dapat dimabil (seluruh biji ada di lobang besar kedua pemain). Pemenangnya
adalah yang mendapatkan biji terbanyak.
3.Egrang atau Jangkungan adalah galah atau tongkat yang
digunakan seseorang agar bisa berdiri dalam jarak tertentu di atas tanah.
Egrang berjalan adalah egrang yang diperlengkapi dengan tangga sebagai tempat
berdiri, atau tali pengikat untuk diikatkan ke kaki, untuk tujuan berjalan
selama naik di atas ketinggian normal.
Di dataran banjir maupun pantai atau
tanah labil, bangunan sering dibuat di atas jangkungan untuk melindungi agar
tidak rusak oleh air, gelombang, atau tanah yang bergeser. Jangkungan telah
dibuat selama ratusan tahun .
4. Petak Umpet adalah permainan yang bisa
dimainkan oleh minimal 2 orang,namun jika semakin banyak yang bermain maka akan
menjadi semakin seru.
Dimulai dengan hompimpa untuk menentukan siapa yang menjadi
"kucing" (berperan sebagai pencari teman-temannya yang bersembunyi).
Si kucing ini nantinya akan memejamkan mata atau berbalik sambil berhitung
sampai 10, biasanya dia menghadap tembok, pohon atau apa saja supaya dia tidak
melihat teman-temannya bergerak untuk bersembunyi (tempat jaga ini memiliki
sebutan yang berbeda di setiap daerah, contohnya di beberapa daerah di jakarta
ada yang menyebutnya inglo, di daerah lain menyebutnya bon dan ada juga yang
menamai tempat itu hong). Setelah hitungan sepuluh (atau hitungan yang telah
disepakati bersama, misalnya jika wilayahnya terbuka, hitungan biasanya
ditambah menjadi 15 atau 20) dan setelah teman-temannya bersembunyi, mulailah
si "kucing" beraksi mencari teman-temannya tersebut.
5. Gasing adalah mainan yang bisa berputar pada poros dan
berkeseimbangan pada suatu titik. Gasing merupakan mainan tertua yang ditemukan
di berbagai situs arkeologi dan masih bisa dikenali. Selain merupakan mainan
anak-anak dan orang dewasa, gasing juga digunakan untuk berjudi dan ramalan
nasib.
Sebagian besar gasing dibuat dari kayu, walaupun sering
dibuat dari plastik, atau bahan-bahan lain. Kayu diukir dan dibentuk hingga
menjadi bagian badan gasing. Tali gasing umumnya dibuat dari nilon, sedangkan
tali gasing tradisional dibuat dari kulit pohon. Panjang tali gasing
berbeda-beda bergantung pada panjang lengan orang yang memainkan.
Gerakan gasing berdasarkan efek giroskopik. Gasing biasanya berputar
terhuyung-huyung untuk beberapa saat hingga interaksi bagian kaki (paksi)
dengan permukaan tanah membuatnya tegak. Setelah gasing berputar tegak untuk
sementara waktu, momentum sudut dan efek giroskopik berkurang sedikit demi
sedikit hingga akhirnya bagian badan terjatuh secara kasar ke permukaan tanah.
Sumber : Berbagai sumber
Read More..